Kadang kita harus bisa melepaskan orang yang kita cintai karena dia bukan terlahir untuk kita. Mau bagaimanapun kita berusaha agar kita layak dicintai tapi tak akan pernah menyatu jika memang tidak ada goresan tinta hitam nama kita disudut hatinya. Mau bagaimanapun kita memaksa namun semuanya kembali kepada kehendak sang ilahi. Dialah maha pengatur segalanya, penggerak hati dan penulis takdir.
Bluerifay
Jumat, 29 Agustus 2014
Rabu, 27 Agustus 2014
Where are you?
dimana kamu?
kamu yang dulu sering bersamaku
kamu yang sering bercanda tawa denganku
dimana? dimana?
aku disini, mencarimu
semua jalan sudah kutempuh
bahkan seluruh waktuku hanya ku kerahkan untuk mencarimu
mencarimu yang tak kian ada
seluruh wilayah, daerah, hingga seluruh belahan dunia ini
kucari dirimu yang hilang bagai ditelan
angin muson yang dahsyat menyapu
seluruh tentang mu dan dirimu
tapi kau dimana? dimana kau?!
aku lelah, ku mohon kembali... kembali kesini
tinggal bersamaku disini.
tinggal disini dengan satu cinta dua hati. cukup kau dan aku
untuk menjadi kita
Selasa, 26 Agustus 2014
Melupakan
Bukan suatu hal yang mudah untuk melupakan seseorang yang pernah singgah dihati,
itu adalah hal tersulit untukku.
melupakan dia yang pernah singgah
itu adalah hal tersulit untukku.
melupakan dia yang pernah singgah
Senin, 25 Agustus 2014
Pergi
Dia yang membawa hati ini pergi,
dan tak pernah kembali lagi
tenggelam bersama dengan semua kenangan yang indah
dan sedikit bertaburkan kenangan pahit dan pedih.
copy right by: alya nabila
dan tak pernah kembali lagi
tenggelam bersama dengan semua kenangan yang indah
dan sedikit bertaburkan kenangan pahit dan pedih.
copy right by: alya nabila
Macam-macam Majas
A. Majas Perbandingan
Majas perbandingan terdiri dari 4 jenis, yaitu:
1. Majas Perumpamaan
Perumpamaan adalah perbandingan dua
hal yang pada hakikatnya berkaitan dan yang sengaja dianggap sama.
Contoh:
- Bak mencari kutu dalam ijuk. (Melakukan sesuatu yang mustahil)
- Bagai kambing dihalau ke air. (Hal orang yang enggan disuruh atau diajak mengerjakan sesuatu)
- Semanis madu.
- Sedalam laut.
- Secantik bidadari.
- Sesegar udara pagi.
Perumpamaan secara eksplisit
dinyatakan dengan kata seperti, bak, bagai, ibarat, penaka, sepantun, laksana,
umpama.
2. Metafora
Metafora adalah perbandingan yang
implisit. Jadi, tanpa kata pembanding di antara dua hal yang berbeda. Dengan
kata lain, metafora yaitu majas yang berupa kiasan persamaan antara benda yang diganti
namanya dengan benda yang menggantinya.
Contoh:
- Kapan Anda bertemu dengan lintah darat itu?
- Siti Mutmainah adalah kembang desa di sini.
- Kelaparan masih tetap menghantui rakyat Etiopia.
- Nina tangkai hati ibu.
3. Personifikasi
Personifikasi adalah majas perbandingan yang menuliskan benda-benda mati menjadi
seolah-olah hidup, dapat berbuat, atau bergerak.
Contoh:
- Peluru mengoyak-ngoyak dada musuh.
- Banjir besar telah menelan seluruh harta penduduk.
- Matahari mulai merangkak ke atas.
- Kabut tebal menyelimuti desa kami.
4. Alegori
Alegori pada umumnya menganding
sifat-sifat moral manusia.
Contoh:
- Mendayung bahtera rumah tangga. (Perbandingan yang utuh bagi seseorang dalam rumah tangga)
B. Majas Pertentangan
Majas pertentangan terbagi menjadi 7 macam, yaitu:
- Hiperbola
- Litotes
- Ironi
- Antonomasia
- Oksimoron
- Paradoks
- Kontradiksio
1. Hiperbola
Hiperbola adalah majas yang menyatakan sesuatu dengan berlebih-lebihan.
Contoh:
- Keringatnya menganak sungai.
- Suaranya menggelegar membelah angkasa.
2. Litotes
Litotes adalah majas yang menyatakan kebalikan daripada hiperbola, yaitu
menyatakan sesuatu dengan memperkecil atau memperhalus keadaan. Majas litotes disebut juga hiperbola negatif.
Contoh:
- Tapi, maaf kami tak dapat menyediakan apa-apa. Sekadar air untuk membasahi tenggorokan saja yang ada.
- Tentu saja karangan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, semua kritik dan saran akan saya terima dengan senang hati.
3. Ironi
Ironi adalah majas yang menyatakan makna yang berlawanan atau
bertentangan, dengan maksud menyindir. Ironi disebut juga majas sindiran.
Contoh:
- Bagus benar ucapanmu itu, sehingga menyakitkan hati.
- Kau memang pandai, mengerjakan soal itu tak satupun ada yang betul.
4. Antonomasia
Antonomasia adalah penyebutan
terhadap seseorang berdasarkan ciri khusus yang dimilikinya.
Contoh:
- Sssssttt, lihat! Si cerewet datang. Kalian tidak perlu bertanya.
- Macam-macam! Biar si gendut saja nanti yang menghadapinya.
- Kemarin saya lihat si Kacamata hitam keluar bersama-sama dengan si Kribo. Benar tidak?
5. Oksimoron
Oksimoron adalah pengungkapan yang
mengandung pendirian/pendapat terhadap sesuatu yang mengandung hal-hal yang
bertentangan.
Contoh:
- Memang benar musyawarah itu merupakan wadah untuk mencari kesepakatan. Namun tidak jarang menjadi wadah pertentangan para pesertanya.
- Siaran radio dapat dipakai untuk sarana persatuan dan kesatuan, tetapi dapat juga sebagai alat untuk memecah belah suatu kelompok masyarakat atau bangsa.
- Olahraga mendaki bukit memang menarik, tetapi juga sangat berbahaya.
6. Paradoks
Paradoks adalah pengungkapan
terhadap suatu kenyataan yang seolah-olah bertentangan, tetapi mengandung
kebenaran.
Contoh:
- Memang hidupnya mewah, mempunyai mobil, rumahnya besar, tetapi mereka tidak berbahagia. Tidak tahu mengapa, mungkin karena belum mempunyai anak.
- Walaupun ia tinggal di kota besar, kota metropolitan, hiburan ada di mana-mana, ia bercerita padaku katanya kesepian.
7. Kontradiksio
Kontradiksio adalah pengungkapan
yang memperlihatkan pertentangan dengan yang sudah dikatakan lebih dulu sebagai
pengecualian.
Contoh:
- Sebenarnya semua saudaranya, yang dulu-dulu pandai, hanya dia sendiri yang bodoh. Mungkin saja karena malasnya.
- Malam itu gelap gulita, tanpa kerlip kunang-kunang yang sebentar tampak dan sebentar hilang.
C. Majas Pertautan
Majas pertautan dibedakan menjadi:
- Metonimia
- Sinekdok, terdiri atas:
- Pars pro toto
- Totem pro parte
- Alusio
- Eufemisme
1. Metonimia
Metonimia adalah majas yang memakai nama ciri atau nama hal yang ditautkan
dengan orang, barang atau hal, sesuai penggantinya.
Contoh:
- Ayah suka mengisap gudang garam. (Maksudnya rokok)
- Si Jangkung dipakai sebagai sebagai pengganti orang yang mempunyai ciri jangkung.
2. Sinekdok
Sinekdok adalah majas yang menyebutkan nama bagian sebagai pengganti nama
keseluruhan atau sebaliknya.
Contoh:
- Sudah seminggu ini Iwan tidak tampak batang hidungnya. (Padahal yang dimaksud bukan hanya batang hidung)
- Indonesia berhasil memboyong kembali piala Thomas. (Padahal yang berhasil hanya satu regu bulu tangkis)
- Pars pro toto adalah penyebutan sebagian untuk maksud keseluruhan. Contoh:
- Jauh-jauh telah kelihatan berpuluh-puluh layar di sekitar pelabuhan itu.
- Selama ini kemana saja kau? Sudah lama tak nampak batang hidungmu. Nenek selalu menanyakan kau.
- Ia harus bekerja keras sejak pagi hingga sore karena banyak mulut yang harus disuapi.
- Kita akan mengadakan selamatan sebagai rasa syukur karena kita naik kelas semua. Untuk itu biaya kita tanggung bersama tiap kepala dikenakan iuran sebesar Rp 1.500,00
- Totem pro parte adalah majas penyebutan keseluruhan untuk maksud sebagian saja. Contoh:
- Dalam musim kompetisi yang lalu, kita belum apa-apa. Tetapi dalam tahun ini, sekolah kita harus tampil sebagai juara satu.
- Dalam pertandingan musim lalu, Indonesia dapat meraih medali emas.
3. Alusio
Alusio adalah majas yang menunjuk secara tidak langsung ke suatu peristiwa
atau hal dengan menggunakan peribahasa yang sudah umum ataupun mempergunakan
sampiran pantun yang isinya sudah dimaklumi. Majas ini disebut juga majas
kilatan.
Contoh:
- Menggantang asap saja kerjamu sejak tadi. (Membual/beromong-omong)
- Ah, kau ni memang tua-tua keladi. (Maksudnya makin tua makin menjadi)
4. Eufemisme
Eufemisme adalah majas kiasan halus sebagai pengganti ungkapan yang terasa
kasar dan tidak menyenangkan. Eufemisme digunakan untuk menghindarkan diri dari
sesuatu yang dianggap tabu atau menggantikan kata lain dengan maksud bersopan
santun.
Contoh:
- Orang itu memang bertukar akal. (Pengganti gila)
- Kalau dalam hutan jangan menyebut-nyebut nenek. (Pengganti harimau)
- Pemerintah telah mengadakan penyesuaian harga BBM. (Pengganti menaikkan)
D. Majas Perulangan
Contoh:
Yang kaya merasa dirinya miskin,
sedangkan yang miskin merasa dirinya kaya.
Macam - macam Majas dan Contohnya
Majas adalah gaya bahasa dalam bentuk tulisan maupun lisan
yang dipakai dalam suatu karangan yang bertujuan untuk mewakili perasaan dan
pikiran si pengarang.
1. Klimaks
Adalah
semacam gaya bahasa yang menyatakan beberapa hal yang dituntut semakin lama
semakin meningkat.
Contoh :
Kesengsaraan membuahkan kesabaran, kesabaran pengalaman, dan pengalaman
harapan.
2.
Antiklimaks
Adalah gaya
bahasa yang menyatakan beberapa hal berurutan semakin lma semakin menurun.
Contoh :
Ketua pengadilan negeri itu adalah orang yang kaya, pendiam, dan tidak terkenal
namanya
3.
Paralelisme
Adalah gaya
bahasa penegasan yang berupa pengulangan kata pada baris atau kalimat. Contoh :
Jika kamu minta, aku akan datang
4. Antitesis
Adalah gaya
bahasa yang menggunakan pasangan kata yang berlawanan maknanya.
Contoh :
Kaya miskin, tua muda, besar kecil, smuanya mempunyai kewajiban terhadap
keamanan bangsa.
Reptisi
adalah perulangan bunyi, suku kata, kata atau bagian kalimat yang dianggap
penting untuk memberi tekanan dalam sebuah konteks yang sesuai
5.
Epizeuksis
Adalah
repetisi yang bersifat langsung, artinya kata yang dipentingkan diulang
beberapa kali berturut-turut.
Contoh :
Kita harus bekerja, bekerja, dan bekerja untuk mengajar semua ketinggalan kita.
6. Tautotes
Ada;aj repetisi
atas sebuah kata berulang-ulang dalam sebuah konstruksi.
Contoh : kau
menunding aku, aku menunding kau, kau dan aku menjadi seteru
7. Anafora
Adalah
repetisi yang berupa perulangan kata pertama pada setiap garis.
Contoh :
Apatah tak bersalin rupa, apatah boga sepanjang masa
8.
Epistrofora
Adalah
repetisi yang berwujud perulangan kata atau frasa pada akhir kalimat berurutan
Contoh : Bumi yang kau diami, laut yang kaulayari adalah puisi,
Udara yang
kau hirupi, ari yang kau teguki adalah puisi
9. Simploke
Adalah
repetisi pada awal dan akhir beberapa baris atau kalimat berturut-turut.
Contoh : Kau
bilang aku ini egois, aku bilang terserah aku. Kau bilang aku ini judes, aku
bilang terserah aku.
10.
Mesodiplosis
Adalah
repetisi di tengah-tengah baris-baris atau beberapa kalimat berurutan.
Contoh :
Para pembesar jangan mencuri bensin. Para gadis jangan mencari perawannya
sendiri.
11.
Epanalepsis
Adalah
pengulangan yang berwujud kata terakhir dari baris, klausa atau kalimat, mengulang
kata pertama.
Contoh :
Kita gunakan pikiran dan perasaan kita.
12.
Anadiplosis
Adalah kata
atau frasa terakhir dari suatu klausa atau kalimat menjadi kata atau frasa
pertama dari klausa berikutnya.
Contoh :
Dalam baju ada aku, dalam aku ada hati. Dalam hati : ah tak apa jua yang ada.
13.
Aliterasi
Adalah gaya
bahasa berupa perulangan bunyi vokal yang sama.
Contoh :
Keras-keras kena air lembut juga
14. Asonansi
Adalah gaya
bahasa berupa perulangan bunyi vokal yang sama.
Contoh : Ini
luka penuh luka siapa yang punya
15. Anastrof
atau Inversi
Adalah gaya
bahasa yang dalam pengungkapannya predikat kalimat mendahului subejeknya karena
lebih diutamakan.
Contoh :
Pergilah ia meninggalkan kami, keheranan kami melihat peranginya.
16. Apofasis
atau Preterisio
Adalah gaya
bahasa dimana penulis atau pengarang menegaskan sesuatu, tetapi tampaknya
menyangkal.
Contoh :
Saya tidak mau mengungkapkan dalam forum ini bahwa saudara telah menggelapkan
ratusan juta rupiah uang negara
17. Apostrof
Adalah gaya
bahasa yang berbentuk pengalihan amanat dari para hadirin kepada sesuatu yang
tidak hadir.
Contoh : Hai
kamu semua yang telah menumpahkan darahmu untuk tanah air bercinta ini berilah
agar kami dapat mengenyam keadilan dan kemerdekaan seperti yang pernah kau
perjuangkan
18.
Asindeton
Adalah gaya
bahasa yang menyebutkan secara berturut-turut tanpa menggunakan kata penghubung
agar perhatian pembaca beralih pada hal yang disebutkan.
Contoh : Dan
kesesakan kesedihan, kesakitan, seribu derita detik-detik penghabisan orang
melepaskan nyawa.
19.
Polisindeton
Adalah gaya
bahasa yang menyebutkan secara berturut-turut dengan menggunakan kata
penghubung.
Contoh :
Kemanakah burung-burung yang gelisah dan tak berumah dan tak menyerah pada
gelap dan dingin yang merontokkan bulu-bulunya?
20. Kiasmus
Adalah gaya
bahasa yang terdiri dari dua bagian, yang bersifat berimbang, dan
dipertentangkan satu sama lain, tetapi susunan frasa dan klausanya itu terbalik
bila dibandingkan dengan frasa atau klausa lainnya.
Contoh :
Semua kesabaran kami sudah hilang, lenyap sudah ketekunan kami untuk
melanjutkan usaha itu.
21. Elipsis
Adalah gaya
bahasa yang berwujud menghilangkan suatu unsur kalimat yang dengan mudah dapat
diisi atau ditafsirkan sendiri oleh pembaca.
Contoh :
Risalah derita yang menimpa ini.
22.
Eufimisme
Adalah gaya
bahasa penghalus untuk menjaga kesopanan atau menghindari timbulnya kesan yang
tidak menyenangkan.
Contoh :
Anak ibu lamban menerima pelajaran
23. Litotes
Adalah gaya
bahasa yang dipakai untuk menyatakan sesuatu dengan tujuan merendahkan diri
Contoh :
Mampirlah ke gubukku!
24. Histeron
Proteron
adalah gaya
bahasa yang merupakan kebailikan dari sesuatu yang logis atau kebalikan dari
sesuatu yang wajar.
Contoh :
Bila ia sudah berhasil mendaki karang terjal itu, sampailah ia di tepi pantai
yang luas dengan pasir putihnya
25.
Pleonasme
Adalah gaya
bahasa yang memberikan keterangan dengan kata-kata yang maknanya sudah tercakup
dalam kata yang diterangkan atau mendahului.
Contoh :
Darah merah membasahi baju dan tubuhnya
26.
Tautologi
Adalah gaya
bahasa yang mengulang sebuah kata dalam kalimat atau mempergunakan kata-kata
yang diterangkan atau mendahului.
Contoh :
Kejadian itu tidak saya inginkan dan tidak saya harapkan
27.
Parifrasis
Adalah gaya
bahasa yang menggantikan sebuah kata dengan frase atau serangkaian kata yang
sama artinya.
Contoh :
Kedua orang itu bersama calon pembunuhnya segera meninggalkan tempat itu
28.
Prolepsis atau Antisipasi
Adalah gaya
bahasa dimana orang mempergunakan lebih dahulu kata-kata atau sebuah kata
sebelum peristiwa atau gagasan yang sebenarnya terjadi.
Contoh :
Keua orang tua itu bersama calon pembunuhnya segera meninggalkan tempat itu.
29. Erotesis
atau Pertanyaan Retoris
Adalah
pernyataan yang dipergunakan dalam pidato atau tulisan dengan tujuan untuk
mencapai efek yang lebih mendalam dan penekanan yang wajar, dan sama sekali
tidak menghendaki adanya suatu jawaban.
Contoh :
inikah yang kau namai bekerja?
30. Silepsis
dan Zeugma
Adalah gaya
dimana orang mempergunakan dua konstruksi rapatan dengan menghubungkan sebuah
kata dengan dua kata yang lain sebenarnya hanya salah satunya mempunyai
hubungan sebuah kata dengan dua kata yang lain sebenarnya hanya salah satunya
mempunyai hubungan dengan kata pertama.
Contoh : ia
menundukkan
kepala dan badannya untuk memberi hormat kepada kami.
31. Koreksio
atau Epanortosis
Adalah gaya
bahasa yang mula-mula menegaskan sesuatu, tetapi kemudian memperbaikinya.
Contoh :
Silakan pulang saudara-saudara, eh maaf, silakan makan.
32.
Hiperbola
Adalah gaya
bahasa yang memberikan pernyataan yang berlebih-lebihan.
Contoh :
Kita berjuang sampai titik darah penghabisan
33. Paradoks
Adalah gaya
bahasa yang mengemukakan hal yang seolah-olah bertentangan, namun sebenarnya
tidak karena objek yang dikemukakan berbeda.
Contoh : Dia
besar tetapi nyalinya kecil.
34.
Oksimoron
adalah gaya
bahasa yang mengandung pertentangan dengan mempergunakan kata-kata yang
berlawanan dalam frasa yang sama.
Contoh :
Keramah-tamahan yang bengis
35. Asosiasi
atau Simile
Adalah gaya
bahasa yang membandingkan suatu dengan keadaan lain yang sesuai dengan keadaan
yang dilukiskannya.
Contoh :
Pikirannya kusut bagai benang dilanda ayam
36. Metafora
Adalah gaya
bahasa yang membandingkan suatu benda tertentu dengan benda lain yang mempunyai
sifat sama.
Contoh :
Jantung hatinya hilang tiada berita
37. Alegori
adalah gaya
bahasa yang membandingkan kehidupan manusia dengan alam.
Contoh :
Iman adalah kemudi dalam mengarungi zaman.
38. Parabel
Adalah gaya
bahasa parabel yang terkandung dalam seluruh karangan dengan secara halus
tersimpul dalam karangan itu pedoman hidup, falsafah hidup yang harus ditimba
di dalamnya.
Contoh :
Cerita Ramayana melukiskan maksud bahwa yang benar tetap benar
39.
Personifikasi
Adalah gaya
bahasa yang mengumpamakan benda mati sebagai makhluk hidup.
Contoh :
Hujan itu menari-nari di atas genting
40. Alusi
Adalah gaya
bahasa yang menghubungkan sesuatu dengan orang, tempat atau peristiwa.
Contoh :
Pkartini kecil itu turut memperjuangkan haknya
41. Eponim
Adalah gaya
dimana seseorang namanya begitu sering dihubungakan dengan sifat tertentu,
sehingga nama itu dipakai untuk menyatakan suatu sifat tertentu sehingga nama
itu dipakai untuk menyatakan sifat itu.
Contoh :
Hellen dari Troya untuk menyatakan kecantikan.
42. Epitet
Adalah gaya
bahasa yang menyatakan suatu sifat atau ciri yang khusus dari seseorang atau
sesuatu hal.
Contoh :
Lonceng pagi untuk ayam jantan.
43.
Sinekdoke
- Pars Pro
Tato
Adalah gaya
bahasa yang menyebutkan sebagianhal untuk menyatakan keseluruhan. Contoh : Saya
belum melihat batang hidungnya
- Totem Pro
Parte
Adalah gaya
bahasa yang menyebutkan seluruh hal untuk menyatakan sebagian. Contoh :
Thailand memboyong piala kemerdekaan setelah menggulung PSSi Harimau
44.
Metonimia
Adalah gaya
bahasa yang menggunakan nama ciri tubuh, gelar atau jabatan seseorang sebagai
pengganti nama diri. Contoh : Ia menggunakan Jupiter jika pergi ke sekolah
45.
Antonomasia
Adalah gaya
bahasa yang menyebutkan sifat atau ciri tubuh, gelar atau jabatan seseorang
sebagai pengganti nama diri. Contoh : Yang Mulia tak dapat menghadiri pertemuan
ini.
46. Hipalase
Adalah gaya
bahasa sindiran berupa pernyataan yang berlainan dengan yang dimaksudkan. Contoh
: ia masih menuntut almarhum maskawin dari Kiki puterinya (maksudnya menuntut
maskawin dari almarhum)
47. Ironi
Adalah gaya
bahasa sindiran berupa pernyataan yang berlainan dengan yang dimaksudkan.
Contoh : Manis sekali kopi ini, gula mahal ya?
48. Sinisme
adalah gaya
bahasa sindiran yang lebih kasar dari ironi atau sindiran tajam
Contoh :
Harum bener baumu pagi ini
49. Sarkasme
Adalah gaya
bahasa yang paling kasar, bahkan kadang-kadang merupakan kutukan.
Contoh :
Mampuspun aku tak peduli, diberi nasihat aku tak peduli, diberi nasihat masuk
ketelinga
50. Satire
Adalah
ungkapan yang menertawakan atau menolak sesuatu.
Contoh : Ya,
Ampun! Soal mudah kayak gini, kau tak bisa mengerjakannya!
51. Inuendo
Adalah gaya
bahasa sindiran dengan mengecilkan kenyataan yang sebenarnya.
Contoh : Ia
menjadi kaya raya karena mengadakan kemoersialisasi jabatannya
52.
Antifrasis
Adalah gaya
bahsa ironi yang berwujud penggunaan sebuah kata dengan makna sebaliknya, yang
bisa saja dianggap sebagai ironi sendiri, atau kata-kata yang dipakai untuk
menangkal kejahatan, roh jahat, dan sebagainya.
Contoh :
Engkau memang orang yang mulia dan terhormat
53. Pun atau
Paronomasia
Adalah
kiasan dengan menggunakan kemiripan bunyi.
Contoh :
Tanggal satu gigi saya tinggal satu
54. Simbolik
Adalah gaya
bahasa yang melukiskan sesuatu dengan mempergunakan benda-benda lain sebagai
simbol atau perlambang.
Contoh :
Keduanya hanya cinta monyet.
55. Tropen
Adalah gaya
bahasa yang menggunakan kiasan dengan kata atau istilah lain terhadap pekerjaan
yang dilakukan seseorang.
Contoh :
Untuk menghilangkan keruwetan pikirannya, ia menyelam diri di antara botol
minuman.
56. Alusio
Adalah gaya
bahasa yang menggunakan pribahasa atau ungkapan.
Contoh :
Apakah peristiwa Turang Jaya itu akan terulang lagi?
57.
Interupsi
adalah gaya
bahasa yang menggunakan kata-kata atau bagian kalimat yang disisipkan di dalam
kalimat pokok untuk lebih menjelaskan sesuatu dalam kalimat.
Contoh :
Tiba-tiba ia-suami itu disebut oleh perempuan lain.
58.
Eksklmasio
Adalah gaya
bahasa yang menggunakan kata-kata seru atau tiruan bunyi.
Contoh :
Wah, biar ku peluk, dengan tangan menggigil.
59.
Enumerasio
Adalah
beberapa peristiwa yang membentuk satu kesatuan, dilukiskan satu persatu agar
tiap peristiwa dalam keseluruhannya tanpak dengan jelas.
Contoh :
Laut tenang. Di atas permadani biru itu tanpak satu-satunya perahu nelayan
meluncur perlahan-lahan. Angin berhempus sepoi-sepoi. Bulan bersinar dengan terangnya.
Disana-sini bintang-bintang gemerlapan. Semuanya berpadu membentuk suatu
lukisan yang haromonis. Itulah keindahan sejati.
60.
Kontradiksio Interminis
Adalah gaya
bahasa yang memperlihatkan sesuatu yang bertentangan dengan apa yang telah
dikemukakan sebelumnya.
Contoh : semuanya telah diundang, kecuali
Sinta.
61.
Anakronisme
Adalah gaya
bahasa yang menunjukkan adanya ketidak sesuaian uraian dalam karya sastra dalam
sejarah, sedangkan sesuatu yang disebutkan belum ada saat itu.
Contoh :
dalam tulisan Cesar, Shakespeare menuliskan jam berbunyi tiga kali (saat itu
jam belum ada)
62. Okupasi
Adalah gaya
bahasa yang menyatakan bantahan atau keberatan terhadap sesuatu yang oleh orang
banyak dianggap benar.
Contoh :
Minuman keras dapat merusak dapat merusak jaringan sistem syaraf, tetapi banyak
anak yang mengkonsumsinya.
63. Resentia
Adalah gaya
bahasa yang melukiskan sesuatu yang tidak mengatakan tegas pada bagian tertentu
dari kalimat yang dihilangkan.
Contoh : “Apakah
ibu mau….?”
Langganan:
Komentar (Atom)